JAKARTA — Liga Mahasiswa Islam Indonesia (LMII) meluncurkan Survei Nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai langkah strategis dalam menghimpun suara publik dan menilai efektivitas kebijakan gizi nasional.
Program ini menjadi wujud nyata kepedulian mahasiswa terhadap pembangunan manusia Indonesia yang sehat, produktif, dan berdaya saing.
Survei ini dirancang untuk menggali pengalaman, persepsi, dan aspirasi masyarakat terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis di berbagai daerah.
Data yang terkumpul akan diolah menjadi Laporan Nasional Evaluasi Gizi Publik LMII 2025, yang selanjutnya akan disampaikan secara resmi kepada Badan Gizi Nasional, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), DPR RI — khususnya Komisi IX — serta lembaga pemerintahan terkait lainnya.
Proyek ini dikoordinasikan oleh Badi Farman, Ketua Bidang Politik dan Kepemudaan Strategis PB LMII, yang memimpin langsung tim riset program MBG nasional.
Ia menegaskan, survei ini berangkat dari kesadaran bahwa kebijakan yang menyentuh rakyat kecil harus berlandaskan pada data, bukan sekadar narasi politik.
“LMII berupaya menghadirkan data lapangan yang jujur, obyektif, dan menggambarkan kebutuhan nyata masyarakat. Kami ingin agar program Makan Bergizi Gratis benar-benar menjadi instrumen pemerataan kesejahteraan, terutama bagi generasi muda di pelosok negeri,” ujar Badi Farman di Jakarta, Sabtu (18/10/2025).
Survei ini terbuka untuk seluruh warga Indonesia melalui laman resmi https://www.lmii.or.id/survei-mbg/
Masyarakat dapat mengisi kuesioner secara daring, dan setiap data yang dikirimkan akan tersimpan aman serta diteruskan ke sekretariat@lmii.or.id untuk keperluan analisis nasional.
Setelah mengisi, responden akan diarahkan ke halaman Terima Kasih sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka.
Badi menambahkan, hasil survei ini akan menjadi rangkaian kontribusi ilmiah mahasiswa dalam memperkaya khasanah kebijakan publik di bidang gizi dan pembangunan manusia.
LMII juga membuka ruang dialog dengan akademisi, organisasi kepemudaan, serta pemangku kepentingan nasional agar laporan ini memiliki kedalaman analisis dan daya dorong kebijakan yang kuat.
“Kami percaya setiap data adalah suara. Melalui survei ini, LMII ingin mempersembahkan suara rakyat kepada negara dalam bentuk riset yang berintegritas dan dapat dipertanggungjawabkan,” tambah Badi.
LMII memastikan seluruh kegiatan survei dilaksanakan berdasarkan prinsip etika penelitian sosial, perlindungan data pribadi, dan kebijakan privasi sebagaimana diatur dalam Kebijakan Privasi LMII.
Semua partisipasi bersifat sukarela dan anonim, untuk menjamin keaslian pandangan masyarakat.
Dengan semangat intelektual dan kebangsaan, LMII berharap hasil survei MBG dapat memperkaya khasanah pemikiran bangsa serta menjadi bahan refleksi bagi pemerintah dan legislatif dalam menata masa depan kebijakan gizi nasional yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berpihak pada rakyat.